Jumat, 22 Juni 2012

Indonesia dan Malaysia

Semua orang pasti akan terbawa emosinya kalau sudah mendengar berita tentang Indonesia dan Malaysia. Itu yang membuat saya agak ragu membahas soal ini, tapi banyak orang yang tidak tahu kalau sebenarnya hubungan antara 2 negara ini tidak selalu "hot" seperti yang ramai dibicarakan.

Sebenernya bagaimana si hubungan antara 2 negara tetangga yang bahkan satu rumpun, yaitu Melayu.


Indonesia and Malaysia
Seandainya saja kehidupan 2 negara ini benar-benar bisa berdampingan dengan baik, seperti gambar bendera di atas.

I wanna share to you guys about everything i felt, saw and heard when i lived almost 4 years in Malaysia. Saya akan menceritakan dari sudut pandang seorang mahasiswi yang menimba ilmu di negara ini, jadi saya tidak mau berpihak kemanapun ( bukan berarti saya tidak nasionalisme ya :) ).

Memilih untuk kuliah di Malaysia sebenernya bukan keputusan yang mudah, apalagi waktu tahun 2007 hubungan 2 negara ini sudah memanas ( tidak baik ). Tapi karena keinginan saya kuat ingin kuliah di Malaysia, orang tua saya pun mengizinkan itupun karena ada saudara saya yang juga berdomisili di Malaysia.

When i came to Malaysia, it was very weird (language, food, policy, and people). I still need a time to adapt everything there. So, i stayed at dorm with a roommate ( also Indonesian girl ). I took marketing major in my university, the one and only Indonesian in my class. A little bit afraid if the Malaysian would hate me because our country's problem XD. But, actually they were very welcome( even some of them ignored me ) , the Malaysian, Malaysian Chinese, and Malaysian India. In fact, they were too excited to know me more. They helped me a lot in study, they invited me in event, they respected me, they are never affected by the news of the conflict between Indonesia and Malaysia.

Let me share my friends  ( Malaysian ) opinion about the conflict : 


1. Ili Syazwani, 26th, F. ( Malaysian )




She is one of my course-mate in university. "I knew a lot of bad conflict between Indonesia and Malaysia, but I do not want to hate the people. I have many friends of Indonesia and also my family members were Indonesia".






2. Shuhui Lim, 24th, F. ( Malaysian Chinese )






She is one of my course-mate in university. " For my opinion, i don't hate Indonesia actually. However, it will influence my perception toward Indonesia public security. I feel that not very secure during travel in Indonesia because i think because of that conflict, Indonesian will very hate Malaysian".





3. Alfred Yap, M. ( Malaysian Chinese )





He is one of my course-mate in university. "The conflict doesn't influenced me. All living lifes are God's creature. They doing bad things must have their own reason. Hence we must help and team work among each other instead creating troubles. At the end, from my point of me all humans are same. I do respect all".






4. Bidasari Ayu, 35th, F. ( Malaysian )



She is one of an employee in my faculty, she works in academy officials. She was the one who helped me a lot to take care of everything that related to the academy. " For me, the conflict was not going to change my perception of  Indonesian. What we must realize is that we are one family, and that conflict should not destroy this relationship".



5. Tee Yong-Yong, 25th, F. ( Malaysian Chinese )



She is one of my course-mate. " Actually i wont hate Indonesia because the conflict is arise in country politic. I think nobody is correct or wrong, it is depend on what and how the people need to prove, if your opinion is like what i think, there will not be be conflict arise and in vice versa. Conflict to me isnt a bad thing. I could learn more from that. I wont said because i'm Malaysian and i wont support what Indonesian said. No!!. It's depend  on what our own opinion. So, in conclucion, the conflict wont influenced me to hate indonesian, oppositely it would cause my interest to know more about indonesian culture".





6. Stesen Wilayahrudi, 25th, M. ( Malaysian )



He is one of my course-mate. " Oh, for me i dont have any problem with Indonesian, we are serumpun right. We need each other probably. But if we see the situation now, the problem happened because of the old princip and what we call semangat kenegaraan yang kuat. Tak kira la either malaysian or indonesian. They think that they are always right. So for educated person like us, i think its not the issue. We should hand up together and always looking forward for our nation! :) ".










Itu sebagian pendapat dari course-mate saya di Malaysia. Dari pendapat mereka sendiri, kita sudah bisa tahu kalau konflik antara Indonesia-Malaysia tidak akan langsung membuat mereka membenci Indonesia. Mereka tetap menganggap bahwa Indonesia adalah keluarga dan teman karena kita satu rumpun.

Konflik yang beraneka ragam antara Indo-Malay mulai dari perebutan wilayah, tenaga kerja dan seni budaya selalu menjadi sorotan media masa. 

Contoh yang memanas adalah issue tentang Malaysia yang selalu "mencuri" kebudayaan Indonesia dan meng-claim kalau itu milik mereka. ( Traditional dance and Traditional Clothes ). Still remember that, huh ?.

Malaysia memang salah, karena mereka langsung meng-claim bahwa semua kebudayaan itu adalah milik mereka tanpa adanya konformasi terlebih dahulu. Tapi Indonesia juga seharusnya berkaca terlebih dahulu, kenapa Malaysia bisa bertindak seperti itu?. Bisa jadi karena Indonesia sendiri tidak terlalu peduli dengan kebudayaannya. Coba tanya kepada diri kalian sendiri, apa kalian menguasai salah satu tarian tradisional daerah sendiri ? Apa kalian bangga memakai baju kebangsaan sendiri ( batik )?. 

Pernahkah berpikir kalau semua itu adalah permainan politik yang hanya ingin mengadu domba 2 negara ini ?. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa tidak seharusnya kita gampang terprovokasi dengan semua pemberitaan yang ada. Langsung membenci, memaki dan memfitnah sesuka hati kita. Hidup bertetangga dengan damai akan jauh lebih menyenangkan. Mengadakan kerja sama di bidang pendidikan, olah raga, pariwisata, entertainment, hukum atau lainnya akan jauh lebih menguntungkan termasuk menaikkan devisa negara daripada menimbulkan perang yang membuat nama negara ini semakin tercoreng di mata dunia.

Saya yakin kita semua orang yang berpendidikan, yang pintar memilih berita baik dan membuat pemikiran kita selalu positif daripada terikut arus yang membuat kita menjadi orang yang mudah negative thinking.

That's all i know. Semoga tulisan saya tidak ada menyinggung pihak manapun. Damai lebih menyenangkan :).




Jangan mau kalah sama tokoh kartun ini :p

Good afternoon blogger.


xoxo ;).

#30HariMenulis

2 komentar:

  1. Betul! Sebagai mahasiswa Indonesia yang kuliah di Malaysia saya juga sependapat kalau kita harus mencari sumber yang tepat soal berita. Terkadang media massa di Indonesia terlalu berlebihan mengekspos berita Indo-Malaysia. Dan, bener lho kalo warga sini ga benci kok sama orang Indo. Kadang kita aja orang Indo yang terlalu kemakan berita.hehe Yuk latihan nari tor tor biar ga diambil lagi budaya kita hahaha x))

    BalasHapus
  2. Haahahaaha. Jangan udh di claim baru sadar penting ny budaya X)). Kita harus pintar dan jgn gampang terpancing emosi yg cuma bisa bikin tambah panas suasana ya kan beb :P

    BalasHapus