Ibu, Mama, Bunda, Mami, Emak, Enyak.

Banyak panggilan buat perempuan yang sudah melahirkan kita. Kalau saya memanggilnya " Mama ". Jarak usia mama dan saya tidak begitu jauh, hanya 21th. Yap, bisa dibilang mama saya waktu dulu nikah muda :). Hubungan kami sangat dekat, mungkin karena perbedaan usia yang tidak terlalu jauh. Sebelum cerita lebih banyak, ini loh sosok mama saya.

Hihihiih, mama memang hobi berfoto, dimana aja pasti siap buat di foto :p.

Mama dan saya memiliki banyak kesamaan. Sama-sama hobi makan, belanja, nonton, olah raga dan baca buku. That's why we always spending time together. Tapi selain itu, sama seperti hubungan ibu-anak yang laiinya hubungan kami juga tidak selalu harmonis. Banyak kok masalah yang selalu membuat kami berantem, bahkan sampai saling menangis. Mulai dari masalah beda pendapat, pacar, dan yang paling sering adalah kebebasan ntah itu kebebasan pergaulan ataupun cara berpakaian.

Dulu, saking seringnya berantem sama mama, sampai saya sering pengen pergi dari rumah. Pengen kebebasan tanpa dilarang-larang dan bisa ngapain aja sesuka hati. Sampai akhirnya saya keterima kuliah di tempat yang berbeda dengan orang tua saya tinggal. Pertama saya puas, senang, bebas dan membayangkan hal apa saja yang bisa saya lakukan tanpa larangan dari mama dan tanpa omelan beliau. That was my bad actually. Dan selama almost 4 years di Malaysia saya hidup boleh dibilang sesuka hati saya sampai saya juga mengenal "the dark side of life", yang penting saya bisa memberikan ijazah dan kelulusan buat mereka. Singkat cerita saya belum merasakan penyesalan dan tidak enaknya jauh dari mama, sampai akhirnya saya harus berjuang mencari kerja dan tinggal sementara di Bandung.

Selama kurang lebih 6 bulan saya tinggal di Bandung. Initially, i was very excited. Saya jalan-jalan sama temen-temen saya di Bandung, kemanapun sampai jam berapapun. Menghabiskan banyak uang, yang seharusnya itu dipake untuk biaya hidup saya di Bandung. Mama tidak pernah tahu apa yang saya lakukan di sana, yang dia tau cuma anaknya sedang mencari pekerjaan disana dan hidup selalu di jalan yang benar. 

Sampai suatu saat ada sesuatu yang membuat saya ga tau kenapa, bener-bener kangen banget sama orang tua saya, terutama mama. I was thinking that God opened my eyes at that time. Langsung saat itu juga, saya minta balik ke Medan. Dan mama saya sangat senang sewaktu saya minta pulang ke Medan. Dia tidak peduli saya sudah dapet kerja atau belum, yang terpenting bagi dy, anaknya ada selalu di dekat dy. Terpenuhi segala kebutuhannya tanpa harus mencari dan menyiapkan sendiri ( jujur, semenjak balik ke Medan, saya jadi agak manja :p ). Makanan selalu tersedia tanpa saya harus repot-repot mencari nya sendiri ke luar. Pokoknya saya ga pernah kelaperan. Melihat mama begitu senang karena ada yang nemenin dy di rumah, saya berfikir, Ya Allah saya jahat banget ya dulu udah pernah mengecewakan mama secara tidak langsung, melakukan apa yang sering dia larang. Apa jadinya kalo mama tau saya pernah hidup dijalan yang salah ya? Is she going to hate me ?. Tapi saya yakin mama pasti selalu memaafkan anaknya sendiri apapun itu kesalahannya. Tapi memang sampai sekarang saya belum berani jujur, saya masih terlalu takut.

Dimana-mana orang akan menyesal kalau sudah kehilangan orang itu. Tapi saya ga mau seperti itu. Saya mau selalu membahagiakan mama sampai detik saya menulis blog ini dan sampai kapanpun. Saya ga mau menyesal nanti. Saya sedih kalau melihat pemberitaan di tv, anak kehilangan ibunya karena ibu nya sakit atau kecelakaan. Oh God, i'm not ready for that. I really want my mom always here with me. Saya butuh mama buat selalu menemani, ketawa-ketawa, bertukar pikiran,menegur, memberi support and many more. Dan Alhamdulillah saya masih bisa merasakan itu sampai sekarang :).

And family always be number one in everyone's heart :*

Yes, they are

I Love You, Mom.

Good evening blogger

xoxo ;)

#30HariMenulis